[LENGKAP] KISAH NABI ISMAIL AS

Nabi Isma'il alaihissalam memiliki ayah yang bernama nabi Ibrahim as, dan nabi Islmai memiliki istri bernama Imarah binti Sa'd , Nabi Isma'il mempunya

KISAH NABI ISMAIL AS

Nabi Isma'il alaihissalam memiliki ayah yang bernama nabi Ibrahim as, dan nabi Islmai memiliki istri bernama Imarah binti Sa'd , Nabi Isma'il mempunyai 12 anak lelaki dan seorang anak perempuan Bashemath, yang dinikahkan dengan anak saudaranya (keponakan), yaitu Al-’Aish bin Ishaq. Dari keturunan Nabi Isma'il lahir Nabi Muhammad. Keturunan Nabi Isma'il juga menurunkan bangsa Arab Musta’ribah

Perintah Allah SW untuk mengasingkan Nabi Ismail as

Bermula dari kisah Nabi Ibrahim as yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah dan Hajar, Ia telah membawa serta semuanya pindah juga semua hewan ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehnya sebagai hasil usaha dagangnya di Mesir.. Nabi Ibrohim AS merupakan seorang dengan ternak yang banyak.

Allah SWT mewahyukan kepada nabi Ibrahim as agar keinginan dan permintaan Sarah istrinya dipenuhi dan dijauhkanlah Isma'il bersama Hajar ibunya dan Sarah ke suatu tempat di mana yang ia akan tuju dan di mana Isma'il puteranya bersama ibunya akan ditempatkan dan kepada siapa akan ditinggalkan.

Maka Nabi Ibrahim meninggalkan rumah membawa Hajar dan Isma'il yang diboncengkan di atas untanya tanpa tempat tujuan yang tertentu. Ia hanya berserah diri kepada Allah yang akan memberi arah kepada binatang tunggangannya. Dan berjalanlah unta Nabi Ibrahim dengan tiga hamba Allah yang berada di atas punggungnya keluar kota masuk ke lautan pasir dan padang terbuka di mana terik matahari dengan pedihnya menyengat tubuh dan angin yang kencang menghambur-hamburkan debu-debu pasir.

Setelah berminggu-minggu berada dalam perjalanan jauh yang melelahkan, tibalah Nabi Ibrahim bersama Ismail dan ibunya Siti Hajar di Mekah kota suci di mana Ka`bah nantinya akan didirikan oleh Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail Alaihissalam dan menjadi pujaan manusia dari seluruh dunia. Di tempat di mana Masjidil Haram sekarang berada, berhentilah unta Nabi Ibrahim mengakhiri perjalanannya dan disitulah ia meninggalkan Hajar bersama putranya dengan hanya dibekali dengan serantang bekal makanan dan minuman sedangkan keadaan sekitarnya tiada tumbuh-tumbuhan, tiada air mengalir, yang terlihat hanyalah batu dan pasir kering.

Dalam hati Hajar sebenarnya ada kecemasan ketika akan ditinggalkan oleh suaminya, yaitu nabi Ibrahim as seorang diri bersama dengan anaknya yang masih bayi kecil 9 nabi Ismail ) di tempat yang sunyi senyap dari segala-galanya kecuali batu gunung dan pasir.

Ia seraya merintih dan menangis, memegang kuat-kuat baju Nabi Ibrahim memohon belas kasihnya, namu tersadar karena itu adalah perintah dari Allah SWT yang harus dijalankan maka akhirnya dengan perasaan berat Hajar dan Nabi Ibrahim as rela berpisah dengan iringan air mata yang bercurahan membasahi tubuh Isma'il yang masih bayi.

Sedang Nabi Ibrahim pun tidak dapat menahan air matanya ketika ia turun dari dataran tinggi meninggalkan Makkah menuju kembali ke Palestina di mana istrinya Sarah sedang menanti. Ia tidak henti-henti selama dalam perjalanan kembali memohon kepada Allah perlindungan, rahmat dan barakah serta kurnia rezeki bagi putera dan ibunya yang ditinggalkan di tempat terasing itu.

Lalu nabi Ibrahim as berkata dalam doanya:" Wahai Tuhanku! Aku telah tempatkan puteraku dan anak-anak keturunannya di dekat rumah-Mu (Baitullah) di lembah yang sunyi dari tanaman dan manusia agar mereka mendirikan shalat dan beribadat kepada-Mu. Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan yang lezat, mudah-mudahan mereka bersyukur kepada-Mu."

Keluarnya Air Zam-Zam dari Hentakan Kaki Nabi Islamil as

Ketika perbekalan nya habis dan Nabi Ismail kecil menangis kehausan, maka ibunya, Hajar mencari-cari sumber air ataupun makanan yang dapat meredakan lapar dan hausnya. Suatu pergi berlari tergesa-gesa menuju bukit Shafa dengan mengharapkan mendapatkan sesuatu yang dapat menolongnya, tampak fatamorgana seperti air di atas bukit Shafa, namun ketika Siti Hajar mendekat, tetapi hanya batu dan pasir yang didapatnya di situ, kemudian dari bukit Shafa ia melihat bayangan air yang mengalir di atas bukit Marwah dan larilah ia berharwahlah ke tempat itu namun ternyata bahwa yang disangkanya air adalah fatamorgana {bayangan} belaka dan kembalilah ke bukit Shafa karena mendengar seakan-akan ada suara yang memanggilnya tetapi gagal dan melesetlah dugaannya.

Demikianlah maka karena dorongan keinginan hidupnya dan hidup anaknya yang sangat disayangi, Hajar mondar-mandir berlari sampai tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah yang pada akhirnya ia duduk termenung merasa capai dan hampir berputus asa. Dapet dibayangkan panasnya bukit Shafa dan Marwah sampai di atas pasir timbul fatamorgana menyerupai air.

Diriwayatkan bahwa selagi Hajar berada dalam keadaan tidak berdaya dan hampir berputus asa kecuali dari rahmat Allah dan pertolongan-Nya datanglah kepadanya malaikat Jibril, kemudian diajaklah Hajar mengikutinya pergi ke suatu tempat di mana Jibril menginjakkan telapak kakinya kuat-kuat di atas tanah dan segeralah memancar dari bekas telapak kaki itu air yang jernih dengan kuasa Allah.

Dan segera dari mata air yang terpancar itu, Siti Hajar mengumpulkan nya seraya berkata ZAM ZAM, zam zam yang kurang lebih artinya berkumpul lah. Itulah dia mata air zam-zam yang sehingga kini dianggap suci oleh jemaah haji,

Alangkah gembiranya dan lega dada Hajar melihat air yang mancur itu. Segera ia membasahi bibir puteranya dengan air suci itu dan segera pula terlihat wajah puteranya segar kembali, demikian pula wajah si ibu yang merasa sangat bahagia dengan datangnya mukjizat dari sisi Tuhan yang mengembalikan kesegaran hidup kepadanya dan kepada puteranya sesudah dibayang-bayangi oleh bayangan mati kelaparan yang mencekam dada.

Nabi Ismail As Akan Disembelih Oleh Nabi Ibrahim As

Saat Nabi Isma'il mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail putranya sendiri dan mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara-cara turunnya wahyu Allah, maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim.

Kemudian dipeluknyalah Isma'il dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim seraya berkata: "Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang taat kepada Allah, bakti kepada orang tua yang dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah".

Saat penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Isma'il, dibaringkanlah ia di atas lantai, lalu diambillah parang tajam yang sudah tersedia dan sambil memegang parang di tangannya, kedua mata nabi Ibrahim yang tergenang air berpindah memandang dari wajah puteranya ke parang yang mengilap di tangannya, seakan-akan pada masa itu hati dia menjadi tempat pertarungan antara perasaan seorang ayah di satu pihak dan kewajiban seorang rasul di satu pihak yang lain.

Pada akhirnya dengan memejamkan matanya, parang diletakkan pada leher Nabi Isma'il dan penyembelihan di lakukan. Akan tetapi apa daya, parang yang sudah demikian tajamnya itu ternyata menjadi tumpul dileher Nabi Isma'il dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan sebagaimana diharapkan.

Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah menyembelih Ismail itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai sejauh mana cinta dan taat mereka kepada Allah. Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu.

Nabi Ibrahim telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan menyembelih putranya. untuk berbakti melaksanakan perintah Allah sedangkan Nabi Isma'il tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam memperagakan kebaktiannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan, sampai-sampai terjadi seketika merasa bahwa parang itu tidak lut memotong lehernya, berkatalah ia kepada ayahnya:" Wahai ayahku! Rupa-rupanya engkau tidak sampai hati memotong leherku karena melihat wajahku, cubalah telangkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa melihat wajahku. "Akan tetapi parang itu tetap tidak berdaya mengeluarkan setitik darah pun dari daging Isma'il walau ia telah ditelangkupkan dan dicuba memotong lehernya dari belakang.

Nabi Ismail as dan Nabi Ibrahim as membangun ka`bah

Nabi Ismail membantu ayahnya Nabi Ibrahim As membangun Ka'abah Kemudian sebagai tebusan ganti nyawa, Isma'il telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih seekor domba yang telah tersedia di sampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh dia dengan parang yang tumpul di leher puteranya Isma'il itu, dan inilah asal permulaan sunnah berqurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap Hari Raya Idul Adha di seluruh pelosok dunia.

Nabi Isma'il dibesarkan di Makkah (pekarangan Kaabah). Apabila dewasa dia menikah dengan wanita dari Suku Jurhum. Walaupun tinggal di Makkah, Isma'il sering dikunjungi ayahnya.

Hanya Manusia Biasa yang ingin berbagi ilmu. Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

Post a Comment