[LENGKAP] Asal Mula Desa Bawang Kecamatan Bawang Kabupaten Batang

Pada zaman dahulu kala, pada masa pemerintahan Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma di kerajaan Mataram, setelah permintaan perdmaiannya ditolak oleh

Bawang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan paling selatan di kabupaten Batang yang memiliki kekayaan alam yang masih alami.

Panorama yang terdapat di kecamatan Bawang antara lain: Curug Sipitung, Curug Siwungkal dan Curug Simawur. Kecamatan bawang terkenal penghasil sayuran dan palawija dalam kawasan agropolitan terpadu SORBANWALI (tersono, reban, bawang dan limpung).

Peta Kecamatan Bawang Kabupaten Batang
Peta Kecamatan Bawang Kabupaten Batang

Dataran tinggi di Bawang adalah Prantoyo(Pranten dan Bintoro Mulyo) Bawang berbatasan langsung dengan kabupaten kendal (timur), kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara (Selatan). Terdapat gunung perahu yang merupakan wilayah dari dataran tinggi Dieng. Makanan khas daerah Bawang adalah Gaplek bunder.

Asal usul Desa Bawang

Pada zaman dahulu kala, pada masa pemerintahan Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma di kerajaan Mataram, setelah permintaan perdmaiannya ditolak oleh pihak VOC, Sultan Agung menyatakan perang pada bulan April 1928.

Serangan ke Batavia pertama kali dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 1928. Namun pasukan Mataram mengalami kehancuran karena mengalami kekalahan dan kurangnya perbekalan. Hingga pada tahun berikutnya pasukan Mataram kembali menyerang Batavia pada bulan Mei 1929 yang dipimpin oleh Adipati Ukur.

Meskipun telah mengantisipasi kegagalan atas kegagalan sebelumnya dengan mendirikan lumbung-lumbung padi, pasukan Mataram kembali mengalami kekalahan.

Dalam penyerangan Batavia yang kedua tersebut turut serta dua prajurit yang bernama Sukadana dan Ranawijaya. Mereka yang menjadi prajurit yang selamat atas pertempuran tersebut malu untuk pulang ke Kesultanan Mataram.

Karena rasa malu untuk pulang dengan kekalahan perang, kedua prajurit tersebut akhirnya memutuskan untuk menetap di daerah lain yang mampu mereka jangkau akan tetapi jauh dari asal mereka. Mereka berdua mengembara hingga menemukan tempat yang dirasa aman. 

Sukadana menetap di suatu desa, yang kini dikenal dengan desa Soka di Kecamatan Bawang. Sedangkan Ranawijaya mendirikan dukuh yang tidak jauh dari tempat tinggal Sukadan yang dinamakan Kebon Dalem dan menetap di sana.

Dikarenakan dalam dukuh Kebon Dalem serta beberapa dukuh disekitarnya banyak ditemukan pohon buah bawang, akhirnya tempat tersebut dinamakan desa Bawang.

Hanya Manusia Biasa yang ingin berbagi ilmu. Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

Post a Comment