[LENGKAP] Asal Usul Nama Kota Magelang

Asal-usul Kota Magelang bermula dari pertarungan antara Raden Purbaya melawan raja jin di hutan Kedu. Raden Purbaya memerintahkan prajuritnya bergerak

Kota Magelang

Asal Usul Nama Kota Magelang

Asal-usul Kota Magelang bermula dari pertarungan antara Raden Purbaya melawan raja jin di hutan Kedu. Raden Purbaya memerintahkan prajuritnya bergerak melingkar seperti gelang untuk mengepung hutan tempat raja jin bersembunyi.

Raja jin tidak bisa melarikan diri dan bertarung melawan Raden Purbaya. Raja jin dikalahkan oleh Raden Purbaya dengan Tombak Kyai Pleret. Strategi Raden Purbaya menggunakan taktik gelang untuk menangkap raja jin membuat keseluruhan wilayah itu disebut dengan nama Magelang.

Penjelasan:

Raden Purbaya adalah putra dari Raden Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senopati Ing Alogo. Raden Sutawijaya adalah putra angkat Sultan Hadiwijaya, penguasa Kesultanan Pajang.

Setelah Sultan Hadiwijaya wafat, maka Raden Sutawijaya memindahkan kekuasaan dari Pajang ke Mataram. Setelah Mataram tumbuh menjadi kota yang semakin ramai, Panembahan Senopati ingin memperluas wilayah kekuasaan. Panembahan Senopati berencana membuka hutan Kedu, sebuah hutan lebat yang berada di sebelah barat sungai Progo.

Raden Purbaya mendapat mandat untuk melakukan tugas itu. Panembahan Senopati memberi bekal sebuah pusaka yang bernama tombak Kyai Pleret kepada Raden Purbaya.

Sejarah Kabupaten Magelang

Pada permulaan tahun 1810 di saat sebagian wilayah nusantara dikuasai oleh orang Inggris, Magelang dipilih sebagai Ibu Negeri Kab. Magelang dan sebagai Bupate (Regent) diangkat Mas Angabehi Danoekromo.

Setelah kekuasaan negeri Kab Magelang jatuh ke tangan Pemerintah Belanda, Mas Angabehi Danoekromo dengan Besluit Gubermen Pemerintah Belanda tanggal 30 November 1813 ditetapkan lagi dalam jabatannya sebagai Regent dengan bergelar Raden Toemenggoeng Danoeningrat.

Pada tahun 1825 di masa perang P. Diponegoro, tepatnya pada tanggal 28 September 1825, Raden Toemenggoeng Danoeningrat yang memihak Belanda tewas oleh pasukan perang P. Diponegoro, atas jasa-jasanya kepada pemerintah Belanda, Raden Toemenggoeng Danoeningrat setelah meninggal dianugerahi gelar R. Adipati Danoeningrat. Sampai saat meletusnya Perang Dunia II pada tahun 1942, Regent (Bupati) Negeri Kab. Magelang dijabat berturut-turut oleh keturunan R. Adipati Danoeningrat.

Pada tahun 1906 Kota Magelang ditetapkan sebagai Gemeente Magelang yang tercantum dalam Staatsblad Van Nederlands Indie, kemudian tahun 1929 Pemerintah Hindia Belanda meningkatkan kedudukannya menjadi Stads Gemeente Magelang yang memiliki wewenang mengurus rumah tangganya.

Di saat pendudukan Jepang, semua daerah otonom dihapus. Seluruh tugas pemerintah diserahkan kepada Sie Che dan berdasarkan Osamu Seirei nomor 12 tanggal 29 April 1943, Kota Magelang disebut Magelang Sie.

Memasuki masa kemerdekaan, berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 1948 disebut Kota Magelang dan berstatus sebagai ibukota Kab. Magelang. Pada tahun 1850 berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 1950, kota Magelang diberi hak untuk mengatur rumah tangganya sendiri.

Dalam perkembangannya kemudian dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1982, dilakukanlah pemindahan ibukota Kab. Magelang dari Kota Magelang ke Desa Sawitan, Kec. Mungkid yang selanjutnya ditetapkan sebagai Kota Mungkid.

Letak Geografi

Kab. Magelang sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang letaknya diapit oleh beberapa kabupaten dan kota antara lain: Kab. Temanggung, Kab. Semarang, Kab. Boyolali, Kab. Purworejo, Kab. Wonosobo, Kota Magelang, serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Terletak antara: 110°01’51” bujur timur sampai dengan 110°25’58” bujur timur dan 7°19’13” lintang selatan sampai dengan 7°42’16” lintang selatan dengan batas-batas sebagai berikut:

Sebelah utara Kab. Temanggung dan Semarang
Sebelah selatan Kab. Purworejo dan Provinsi DIY
Sebelah timur Kab. Semarang dan Boyolali
Sebelah barat Kab. Temanggung dan Wonosobo

Luas Kecamatan dan Kabupaten Magelang

Secara administratif Kab. Magelang dibagi menjadi 21 kecamatan dan terdiri dari 370 desa dan kelurahan. Luas Kab. Magelang tercatat sekitar 1.805,73 km² atau sekitar 3,34 % dari luas Provinsi Jawa Tengah.

No. Nama Kecamatan Luas
1. Kec. Salaman 68,87 km²
2. Kec. Borobudur 54,55 km²
3. Kec. Ngluwar 22,44 km²
4. Kec. Salam 31,63 km²
5. Kec. Srumbung 53,18 km²
6. Kec. Dukun 53,40 km²
7. Kec. Muntilan 28,61 km²
8. Kec. Mungkid 37,40 km²
9. Kec. Sawangan 72,37 km²
10. Kec. Candimulyo 46,95 km²
11. Kec. Mertoyudan 45,35 km²
12. Kec. Tempuran 49,04 km²
13. Kec. Kajoran 83,41 km²
14. Kec. Kaliangkrik 57,34 km²
15. Kec. Bandongan 45,79 km²
16. Kec. Windusari 61,65 km²
17. Kec. Secang 47,34 km²
18. Kec. Tegalrejo 35,89 km²
19. Kec. Pakis          69,56 km²
20. Kec. Grabag 77,16 km²
21. Kec. Ngablak 43,80 km²
        Jumlah     1.805,73 km²

Daftar Bupati Magelang

  • Raden Adipati Danoeningrat I (Alwi bin Sa’id Abdar Rahim Bach Chaiban) th.1813-1826
  • Raden Adipati Danoeningrat II (Hamdani bin Alwi Bach Chaiban) th.1826-1862
  • Raden Adipati Danoeningrat III (Sa’id bin Hamdani Bach Chaiban) th.1862-1978
  • Raden Adipati Danoekoesoema (Sayyad Achmad bin Sa’id Bach Chaiban) th.1879-1908
  • Raden Aryo Adipati Danoesoegondo th.1908-1933
  • Raden Aryo Aroembinang Sosrodiprojo th.1933-1945
  • Sa’id Prawirosastro th.1945-1946
  • R. Joedodibroto th.1946-1954
  • M. Ngarwojo th.1954-1957
  • Mochammad Soegengsomodilogo (sebagai Kepala Daerah) th.1957-1958
  • Soetedjo Soegengsomodilogo (sebagai Kepala Daerah) th.1958-1960
  • Drs. Adnan Widodo th.1960-1967
  • Drs. H. Achmad th.1967-1979
  • Drh. Soepardi th.1979-1983
  • Drs. Al. Soelistyo th.1983-1984
  • M. Solikhin th.1984-1994
  • Kardi th.1994-1999
  • Drs. H.Hasyim Affandi th.1999-2004
  • Ir. H. Singgih Sanyoto th.2004-2014
  • Zaenal Arifin, SIP th.2019-Sekarang
Hanya Manusia Biasa yang ingin berbagi ilmu. Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

Post a Comment