[LENGKAP] Sistem Kepercayaan Manusia Purba Masa Prasejarah

Dahulu sebelum agama masuk ke dalam kehidupan dan peradaban manusia, masyarakat pra-aksara ini mempercayai kalau pohon-pohon yang besar, mata air, bat
Dahulu sebelum agama masuk ke dalam kehidupan dan peradaban manusia, masyarakat pra-aksara ini mempercayai kalau pohon-pohon yang besar, mata air, batu dan lainnya itu ada yang menghuninya. 

Kemudian cara mereka mendekatkan diri dengan mengadakan berbagai macam upacara. Ada yang melakukannya dengan ritual pemujaan, pemberian sesaji, juga upacara-upacara ritual lainnya, banyak deh.

Sistem Kepercayaan Manusia Purba Masa Prasejarah

Manusia-manusia pada zaman praaksara ini percaya bahwa para penghuni itu seringkali berdiam di tempat-tempat yang tinggi, dan mereka percaya kalau para roh itu akan turun, maka dari itu mereka kemudian menyediakan tempat untuk berkumpulnya para roh tersebut.

Kemudian didirikanlah bangunan-bangunan megalitik, seperti salah satunya menhir.

Baiklah, di bawah ini ada beberapa tahap-tahap sistem kepercayaan manusia purba atau zaman pra-aksara yang perlu kalian ketahui, di antaranya:

1. Roh Nenek Moyang

Kepercayaan terhadap nenek moyang ini diduga muncul pada saat masyarakat zaman pra-aksara masih mengandalkan kehidupan berburu, mengumpulkan, serta meramu makanan.

Kepercayaan ini muncul ketika fenomena mimpi saat manusia tidur. Pada saat itu, manusia melihat dirinya berada di tempat yang berbeda dari tubuh jasmaninya. Mereka percaya bahwa tubuh yang berada di tempat lain itu adalah jiwa. 

Kemudian kepercayaan ini berkembang bahwa jiwa benar-benar telah terlepas dari jasmaninya. Jiwa yang terlepas itu dianggap dapat berbuat sesuai kehendaknya. Berdasarkan hal tersebut, setiap ada pemimpin yang mati, roh atau jiwanya akan sangat dihormati dan dipuja-puja.

2. Animisme

Animisme adalah tahap kelanjutan dari kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Mereka mulai memahami sebab-sebab gejala alam yang terjadi. Setelah mengetahui fenomena sebab gejala alam yang terjadi, mereka kemudian mencari pemecahan masalah atas fenomena tersebut. 

Atas dasar perkembangan berfikirnya itu, manusia purba menganggap penyebab terjadinya fenomena-fenomena tersebut adalah roh, sebagai penentu dan pengatur alam semesta. Agar manusia purba itu dapat beraktifitas dengan tenang dan aman, mereka melakukan ritual pembacaan doa, pemberian sesaji, bahkan korban.

3. Dinamisme

Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup. 

Mereka percaya terhadap kekuatan gaib dan kekuatan itu dapat menolong mereka. Kekuatan gaib itu terdapat di dalam benda-benda seperti keris, patung, gunung, pohon besar, dll. 

Untuk mendapatkan pertolongan kekuatan gaib tersebut, mereka melakukan upacara pemberian sesaji, atau ritual lainnya.

4. Totemisme

Totemisme adalah kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan dipuja karena memiliki kekuatan supranatural. Hewan yang dianggap suci antara lain sapi, ular, dan harimau.

5. Monoisme

Monoisme atau monoteisme adalah tingkat akhir dalam evolusi kepercayaan manusia. Monoisme merupakan sebuah kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada tingkat ini, manusia mulai berpikir atas apa yang selama ini dialaminya. 

Mulai dari pertanyaan siapa yang menghidupkan dan mematikan manusia, siapa yang menghidupkan tumbuhan, siapa yang menciptakan binatang, juga bulan dan matahari. Berdasarkan pertanyaan itu, manusia membuat kesimpulan bahwa ada kekuatan yang maha besar dan tidak tertandingi oleh kekuatan manusia. 



Referensi:
Gunawan, Restu, Amurwani Dwi Lestariningsih, dan Sardiman. (2017) Sejarah Indonesia Kelas X Untuk SMA/MA/SMK/MAK. Kurikulum 13 Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sumber:
https://blog.ruangguru.com/sistem-kepercayaan-manusia-purba
Hanya Manusia Biasa yang ingin berbagi ilmu. Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

Post a Comment