Teori Brahmana, Waisya, Ksatria, Arus Balik, Sudra

Pada masa perdagangan kuno, kota-kota di pesisir Pulau Sumatra dan Jawa berkembang menjadi pusat perdagangan. Pedagang yang singgah di kota-kota pesisir tersebut tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Hal itu terjadi karena letak Kepulauan Indonesia berada di daerah yang strategis, yaitu di antara dua benua dan dua samudra. Keadaan ini menyebabkan Indonesia menjadi daerah yang dilewati jalur perdagangan dan pelayaran internasional dan berakibat pula masuknya pengaruh hindu-buddha.
Pada masa perdagangan kuno, kota-kota di pesisir Pulau Sumatra dan Jawa berkembang menjadi pusat perdagangan. Pedagang yang singgah di kota-kota pesisir tersebut tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. 

Hal itu terjadi karena letak Kepulauan Indonesia berada di daerah yang strategis, yaitu di antara dua benua dan dua samudra. Keadaan ini menyebabkan Indonesia menjadi daerah yang dilewati jalur perdagangan dan pelayaran internasional dan berakibat pula masuknya pengaruh hindu-buddha.

Teori Brahmana, Waisya, Ksatria, Arus Balik, Sudra

Menurut sejarawan van Leur dan Wolters, hubungan dagang antara Indonesia dan India lebih dahulu berkembang daripada hubungan dagang antara Indonesia dan Cina. 

Namun, sumber sejarah untuk mengungkapkan hubungan antara Indonesia dan India ini sangat terbatas, yaitu melalui kitab-kitab sastra dan sumbersumber dari Barat. 

Sementara itu, orang-orang Cina mempunyai kebiasaan menuliskan kisah perjalanannya sehingga banyak ditemukan sumber-sumber tentang hubungan dagang Indonesia-Cina.

1. Teori Brahmana

Teori Brahmana adalah teori yang menyatakan bahwa masuknya Hindu Budha ke Indonesia dibawa oleh para Brahmana atau golongan pemuka agama di India. 

Teori ini dilandaskan pada prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau yang hampir semuanya menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Saksekerta. Di India, aksara dan bahasa ini hanya dikuasai oleh golongan Brahmana.

Selain itu, teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia karena peran serta golongan Brahmana juga didukung oleh kebiasaan ajaran Hindu. Seperti diketahui bahwa ajaran Hindu yang utuh dan benar hanya boleh dipahami oleh para Brahmana. 

Pada masa itu, hanya orang-orang golongan Brahmana-lah yang dianggap berhak menyebarkan ajaran Hindu. Para Brahmana diundang ke Nusantara oleh para kepala suku untuk menyebarkan ajarannya pada masyarakatnya yang masih memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme.

2. Teori Waisya

Teori Waisya menyatakan bahwa terjadinya penyebaran agama Hindu Budha di Indonesia adalah berkat peran serta golongan Waisya (pedagang) yang merupakan golongan terbesar masyarakat India yang berinteraksi dengan masyarakat nusantara. 

Dalam teori ini, para pedagang India dianggap telah memperkenalkan kebudayaan Hindu dan Budha pada masyarakat lokal ketika mereka melakukan aktivitas perdagangan.

Karena pada saat itu pelayaran sangat bergantung pada musim angin, maka dalam beberapa waktu mereka akan menetap di kepulauan Nusantara hingga angin laut yang akan membawa mereka kembali ke India berhembus. Selama menetap, para pedagang India ini juga melakukan dakwahnya pada masyarakat lokal Indonesia.

3. Teori Ksatria

Dalam teori Ksatria, penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada masa lalu dilakukan oleh golongan ksatria. Menurut teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia satu ini, sejarah penyebaran Hindu Budha di kepulauan nusantara tidak bisa dilepaskan dari sejarah kebudayaan India pada periode yang sama. 

Seperti diketahui bahwa di awal abad ke 2 Masehi, kerajaan-kerajaan di India mengalami keruntuhan karena perebutan kekuasaan. Penguasa-penguasa dari golongan ksatria di kerajaan-kerajaan yang kalah perang pada masa itu dianggap melarikan diri ke Nusantara. 

Di Indonesia mereka kemudian mendirikan koloni dan kerajaan-kerajaan barunya yang bercorak Hindu dan Budha. Dalam perkembangannya, mereka pun kemudian menyebarkan ajaran dan kebudayaan kedua agama tersebut pada masyarakat lokal di nusantara.

4. Teori Arus Balik (Nasional)

Teori arus balik menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha di Indonesia terjadi karena peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam. Menurut Bosch, pengenalan Hindu Budha pertama kali memang dibawa oleh orang-orang India. 

Mereka menyebarkan ajaran ini pada segelintir orang, hingga pada akhirnya orang-orang tersebut tertarik untuk mempelajari kedua agama ini secara langsung dari negeri asalnya, India. 

Mereka berangkat dan menimba ilmu di sana dan sekembalinya ke Indonesia, mereka kemudian mengajarkan apa yang diperolehnya pada masyarakat Nusantara lainnya.

5. Teori Sudra

Teori Sudra menjelaskan bahwa penyebaran agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia diawali oleh para kaum sudra atau budak yang bermigrasi ke wilayah Nusantara. 

Mereka menetap dan menyebarkan ajaran agama mereka pada masyarakat pribumi hingga terjadilah perkembangan yang signifikan terhadap arah kepercayaan mereka yang awalnya animisme dan dinamisme menjadi percaya pada ajaran Hindu dan Budha.



Berdasarkan beberapa teori tersebut, diperoleh gambaran bahwa hubungan dagang menyebabkan terjadinya proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. 

Selain itu, dapat disimpulkan bahwa agama dan kebudayaan HinduBuddha berkembang kali pertama di antara golongan elit di sekitar istana. Dari golongan elit kuno Indonesia inilah sebagian masyarakat golongan bawah mendapatkan ajaran Hindu-Buddha. 

Sebagian lainnya melakukan kontak langsung dengan para pedagang India melalui jalur perdagangan.

Selain dengan India, bangsa Indonesia pada zaman kuno telah menjalin hubungan dagang dengan Cina. Satu hal yang penting dalam hubungan dagang antara Indonesia dan Cina adalah adanya hubungan pelayaran langsung antara kedua tempat tersebut. 

Bukti adanya pelayaran antara Indonesia dan Cina berasal dari abad V Masehi. Hal ini ditunjukkan dalam catatan perjalanan dua orang pendeta Buddha, yaitu Fa-Hsien dan Gunawarman.

Sebuah berita mengenai hubungan antara orang Indonesia dan Cina adalah datangnya utusan dari Ho-lo-tan, sebuah negeri di She-po (Jawa). Hubungan dagang Indonesia dengan India dan Cina telah menempatkan Indonesia pada jaringan pergaulan internasional. 

Selain itu, pengaruh India serta Cina telah menyebabkan perubahan dalam tata susunan masyarakat di Indonesia.
Hanya Manusia Biasa yang ingin berbagi ilmu. Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

Post a Comment