[ LENGKAP ] KERAJAAN TARUMANEGARA : Sejarah, Letak, Raja, Kehidupan, Kejayaan, Keruntuhan, Bukti Peninggalan

Kerajaan Tarumanegara atau Kerajaan Tarum merupakan kerajaan Hindu tertua kedua setelah Kerajaan Kutai. Kerajaan ini berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan sejarah yang masih ada hingga kini. Seperti candi, prasati dan lainnya.
Kerajaan-Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara atau Kerajaan Tarum merupakan kerajaan Hindu tertua kedua setelah Kerajaan Kutai. Kerajaan ini berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan sejarah yang masih ada hingga kini. Seperti candi, prasati dan lainnya.

Nama Tarumanegara berasal dari kata Tarum dan Nagara. Tarum berarti sungai yang membelah Jawa Barat yaitu sungai Citarum. Namun ada pula yang menyebutkan bahwa kata Tarum berasal dari nama tanaman warna yang berada di sungai Citarum. Dan Nagara yang berarti negara atau kerajaan.

Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan yang memiliki aliran Wisnu. Kerajaan ini didirikan oleh Raja Jayasingawarman pada tahun 358 Masehi. Bukti kongkrit atas ini berada dalam isi naskah Wangsakerta. Pada masa itu, Raja Jayasingawarman mendapatkan gelar Rajadiraja.

Letak Kerajaan Tarumanegara
Pendiri dan Silsilah Kerajaan Tarumanegara
1. Jayasinghawarman    
2. Dharmayawarma
3. Purnawarman
4. Suryawarman
5. Linggawarman
  • Jayasingawarman (358-382)
  • Dharmayawarman (382-395)
  • Purnawarman (395-434)
  • Wisnuwarman (434-455)
  • Indrawarman (455-515)
  • Candrawarman (515-535)
  • Suryawarman (535-561)
  • Kertawaman (561-628)
  • Sudhawarman(628-639)
  • Hariwangsawarman (639-640)
  • Nagajayawarman (640-666)
  • Linggawarman (666-669)
Kehidupan Kerajaan Tarumanegara
A. Kehidupan Politik
B. Kehidupan Sosial
C. Kehidupan Ekonomi
D. Kehidupan Budaya
Masa Kejayaan Kerajaan Tarumanegara
Masa Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara
  • Sudawarman tidak peduli terhadap masalah-masalah yang terjadi di kerajaan, karena dari kecil dia tinggal di kanci
  • Sudawarman tidak menguasai persoalan mengenai Tarumanegara
  • Memberikan ekomoni pada raja-raja dibawahnya
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
1. Prasasti Ciateureun
2. Prasasti Jambu
3. Prasasti Kebon Kopi
4. Prasasti Muara Cianten
5. Prasasti Pasir Alwi
6. Prasasti Cindanghayang
7. Prasasti Tugu
letak kerajaan tarumanegara

Menurut para ahli arkeolog, letak Kerajaan Tarumanegara berada di Jawa Barat di tepi Sungai Cisadane, yang saat ini merupakan wilayah Banten. Kerajaan Tarumanegara berpusat di Sundapura, yang saat ini dikenal sebagai Bekasi.

Wilayah kekuasan Kerajaan Tarumanegara hampir meliputi seluruh wilayah Jawa Barat dan Banten. Bahkan, Kerajaan Tarumanegara juga memiliki pengaruh besar pada kerajaan yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Ada beberapa raja – raja Kerajaan Tarumanegara yang pernah memerintah. Berikut ini beberapa daftar raja Kerajaan Tarumanegara yang terkenal.

Raja pertama Kerajaan Tarumanegara adalah Jayasinghawarman yang memerintah dari tahun 358 – 382 M sekaligus pendiri Kerajaan Tarumanegara.

Jayasinghawarman merupakan seorang maha resi yang berasal dari India, tepatnya adalah Salankayana.

Salakayana mengungsi ke Nusantara karena kerajaannya diserang oleh Kerajaan Magada yang dipimpin oleh Raja Samudragupta. Saat beliau wafat dimakamkan di tepi sungai Gomati di Bekasi.

Pada masa kekuasaan Jayasinghawarma, pusat Kerajaan Tarumanegara dipindahkan dari Rajapura ke Tarumanegera. Rajapura berarti Salankayana atau Kota Perak.

Raja selanjutnya adalah Dharmayawarma yang merupakan anak dari Jayasinghawarman. Beliau naik tahta menggantikan ayahnya pada tahun 382 M – 395 M. Tidak banyak sejarah yang mencatatkan dari raja kedua Kerajaan Tarumanegara ini. Hanya saja, namanya masuk dalam Naskah Wangsakerta, yakni naskah yang memuat para raja – raja Kerajaan Tarumanegara.

Purnawarma menjadi raja terkenal di Kerajaan Tarumanegara. Namanya tertulis pada Prasasti di abad ke lima. Selain itu, namanya juga tercatat dalam Naskah Wangsakerta. Beliau memerintah dari tahun 395 M hingga 434 M. Pada masa pemerintahannya, ibukota Kerajaan Tarumanegara dipindahkan menuju Sundapura. Hal inilah yang menjadi asal muasal nama Sunda.

Pada masa kekuasaan Purnawarman, Kerajaan Tarumanegara juga mengalami kemajuan yang sangat pesat. Bahkan, Kerajaan Tarumanegara berhasil menguasai setidaknya 48 kerajaan kecil di bawahnya.

Kekuasaaan Kerajaan Tarumanegara membentang dari Salakanegara atau Rajapura, yang saat ini diperkirakan adalah Telu Lada, Pandeglang hingga Purbalingga, Jawa Tengah.

Pada jaman dulu batas negara dari Kerajaan Tarumanegara adalah Kali Brebes. Setelah masa pemerintahan Raja Purnawarna, Kerajaan Tarumanegara diteruskan oleh anaknya, yakni Wisnuwarma. Kemudian digantikan oleh Indrawarman. Selanjutnya adalah Maharaja Candrawarman.

Raja Suryawarman merupakan raja ke tujuh Kerajaan Tarumanegara. Suryawarman berkuasa selama 26 tahun. Dibandingkan dengan ayahnya Maharaja Candrawarman, kebijakan dari Suryawarman berbeda. Bila Maharaja Candrawarman kekuasan penuh berada pada raja. Namun, Suryawarman lebih memfokuskan pemerintahan pada bagian timur kerajaan.

Hal ini yang membuat didirikannya kerajaan di Kendan, daerah sekitar Bandung dan Limbangan Garut oleh menantunya, Manikmaya. Bahkan, daerah tersebut mengalami perkembangan pesat dikarenakan adanya Kerajaan Galuh yang didirikan oleh cicit Manikmaya pada tahun 612 M.

Linggawarman merupakan raja terakhir dari Kerajaan Tarumanegara. Linggawarman memerintah dari tahun 666 M hingga 669 M. Pada masa itu, Raja Linggawarman tidak memiliki putra sebagai penerus tahta Kerajaan Tarumanegara. Beliau hanya memiliki dua orang puteri, yang bernama Minarsih putri sulungnya dan Sobakancana.

Putri Minarsih menikah dengan Tarusbawa yang menjadi raja pengganti Linggawarman. Sedangkan, Socakancana menikah dengan Daputa Hyang Sri yang menjadi pendiri kerajaan Sriwijaya.

Raja yang pernah memerintah Kerajaan Tarumanegara adalah sebagai berikut :

Seperti halnya kerajaan lainnya, Kerajaan Tarumanegara juga memiliki kehidupan politik, sosial, budaya serta ekonomi.

Di kehidupan politik Kerajaan Tarumanegara, hanya raja Purnawarman yang dapat memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. Hal ini bisa dilihat dari adanya prasasti yang menyebutkan bahwa saat itu masyarakat Tarumanegara menggali sebuah kali. Dimana kali ini digunakan untuk saluran irigasi untuk memperlancar pengairan di sawah.

Raja Purnawarman merupakan raja yang memperhatikan rakyatnya. Tidak hanya itu, bahkan kehidupan sosial kerajaan Tarumanegara juga sudah tersusun dengan rapi. Tidak hanya meningkatkan kesejahteraan rakyatnya saja, Purnawarman juga memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan upacara korban. Upacara ini dimaksudkan sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.

Dari segi perekonomian, mayoritas masyarakat Tarumanegara adalah pertanian dan peternakan. Selain itu masyarakat juga berprofesi sebagai pedagang. Jika ditelisik lebih dalam lagi, pembangunan terusan sepanjang 6.112 tombak memaksudkan rakyat hidup sejahtera dan makmur.

Jika dilihat dari teknik serta cara penulisan huruf-huruf yang ditemukan di prasasti Tarumanegara, menunjukkan bahwa tingkat budaya saat itu sudah besar. Karena dengan adanya prasasti tersebut, menunjukkan bahwa saat itu sudah terdapat alat tulis menulis di Kerajaan Tarumanegara,

Sejak berdirinya kerajaan ini, Kerajaan Tarumanegara mengalami masa kejayaan hanya 3 generasi saja. Masa keemasan Tarumanegara yaitu ketika dipimpin oleh raja ke-3 yang bernama Purnawarman. Purnawarman sendiri merupakan cucu dari Rajadirajagu Jayasingawarman.

Pasa masa kepemimpinan Purnawarman, Tarumanegara mengalami perkembangan yang sangat pesat. Raja Purnawarman memperluas wilayahnya dengan cara menundukkan kerajaan-kerajaan yang berada di sekelilingnya.

Tidak hanya memperluas wilayah kerajaan melalui ekspansi ke kerajaan di sekitar kekuasaannya saja. Purnawarman juga membangun berbagai infrastuktur yang dapat mendukung perekonomian kerajaan. Salah satunya adalah sungai Gomati dan Candrabaga.

Saat pembangunan kedua sungai tersebut, Raja Purnawarman selaku pemimpin Kerajaan Tarumanegara menyumbangkan atau berkurban 1000 ekor sapi.

Dengan perluasan wilayah, Kerajaan ini memiliki luas wilayah yang sebanding dengan luas Jawa Barat. Sehingga Raja Purnawarman dikenal sebagai raja yang kuat dan arif bijaksana kepada rakyatnya.

Selain itu dia juga menyusun pustaka seperti peraturan angkatan perang, siasat perang dan silsilah dinasti Warman. Dia juga merancang undang-undang kerajaan yang memajukan kerajaan serta rakyatnya.

Masa keruntuhan Kerajaan Tarumanegara tidak diketahui secara terperinci. Bahkan, dalam prasasti hanya tertuliskan nama Raja Purnawarman. Hal yang memungkinkan akan keruntuhan Kerajaan Tarumanegara adalah saat Raja Linggawarman turun tahta, kepemerintahan dipegang oleh menantunya Tarusbawa.

Sayangnya Tarusbawa naik tahta saat Kerajaan Tarumanegara turun pamor. Seangkan, Tarusbawa ingin menaikan lagi nama besar Kerajaan Tarumanegara. Namun langkah yang diambil malah menyebabkan Kerajaan Tarumanegara hilang.

Pada tahun 670 M, Tarusbawa merubah nama Kerajaan Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda. Hal ini yang mneyebabkan cicit Manikmaya, Wretikandayun yang merupakan raja Kerajaan Galuh memisahkan diri dari Kerajaan Tarumanegara.

Bahkan, pemisahan ini didukung oleh Kerajaan Kalingga. Sebab, pada masa itu pula, putera mahkota, Sannah menikah dengan Puteri Maharani Sima dari Kerajaan Kalingga. Hal ini menyebabkan Kerajaan Tarumanegara terbagi menjadi dua. Di mana Sungai Citarum sebagai batas kerajaannya.

Tidak hanya itu, alasan lain runtuhnya kerajaan tarumanegara adalah karena adanya gempuran dari beberapa kerajaan yang ada di masa itu. Apalagi kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang memiliki peranan penting dalam keruntuhan Kerajaan Tarumanegara.

Kepemimpinan dilanjutkan oleh Sudawarman. Saat dipimpin Sudawarman, Tarumanegara sudah mengalami kemunduran yang drastis. Kemunduran itu disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya :


Kerajaan Tarumanegara memiliki beberapa peninggalan. Ada 7 prasasti dan beberapa catatan dari luar negeri yang menceritakan Kerajaan Tarumanegara.

gambar prasasti ciaruteun

Prasasti ini ditemukan di tepi sungai Ciarunteun yaitu dekat dengan sungai Cisadane Bogor. Saat itu, Raja Purnawarman menemukan sepasang lukisan yang bergambar telapak kaki. Disinyalir gambar tersebut merupakan telapak kaki Dewa Wisnu.

Prasasti Ciarunteun disebut juga dengan nama prasati Ciampea. Prasasti ini ditulis menggunakan huruf Pallawa dan bahasa sanskerta 4 baris. Makna dari gambar sepasang kaki tersebut adalah kekuasaan raja atas daerah serta kedudukan Purnawarman yang dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat. 


Prasasti Jambu atau dikenal dengan nama Prasasti Pasir Koleangkak. Pasalnya, prasasti ini ditemukan di bukit Koleangkak, perkebunan jambu. Letaknya yakni 30 km sebelah barat dari kota Bogor. Prasasti ini berisi kebesaran Raja Purnawarman dan gambar telapak kakinya.

prasasti kebon kopi

Prasasti ini ditemukan di Bogor, tepatnya Kampung Cibungbulan, Kampung Muara Hilir. Prasasti ini cukup istimewa, sebab terdapat sepasang telapak kaki gajah. Tapak kaki ini digambarkan sebagai tapak kaki Raja Purnawarman. Dalam agama hindu, gajah digambarkan sebagai hewan sakral dan dekat dengan Dewa Wisnu. Konon diibaratkan sebagai Maharaj Purnawarman.

prasasti muara cianten

Prasasti ini ditemukan di Bogor. Dalam prasasti ini terdapat tulisan aksara ikal yang belum bisa diterjemahkan. Selain itu, ditemukan juga lukisan telapak kaki.

prasasti-pasir-awi-prasasti-ciampea.jpg

Prasasti pasir awi ditemukan di Leuwiliang dengan aksara ikal, sehingga belum dapat dibaca. Pada prasasti pasir awi terdapat pahatan gambar dahan dengan ranting, dedaunan, buah-buahan dan gambar telapak kaki.

Selain hal tersebut, sejarah Kerajaan Tarumanegara juga tercatat dalam beberapa sumber dari Tiongkok, Cina. Salah satu yang paling populer adalah berita dari Fa-Hien yang merupakan seorang pendeta Budha musafir Cina. Dimana musafir ini sempat tinggal di Yepoti atau Yawadhipa/Jawa, Tolomo/Taruma pada tahun 414 Masehi. 

Prasasti-Cidanghiyang

Dalam masyarakat sekitar, prasasti ini dikenal sebagai prasasti Lebak. Prasasti ini ditemukan di Kampung Lebak. Tepatnya tepi sungai Cindanghian, Kecamatan Manjul, Kabupaten Pandeglang Banten. Prasasti Lebak ditemukan pada tahun 1947. Dalam prasasti ini berisi puisi dengan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta yang menceritakan kebesaran Raja Purnawarman.

prasasti_tugu.jpg

Prasasti ini merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegera yang terpanjang. Ditemukan di Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta. Prasasti ini dipahat pada batu bulat panjang yang melingkar.


sekian penjelasan lengkap mengenai sejarah kerajaan tarumanegara, semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Hanya Manusia Biasa yang ingin berbagi ilmu. Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

Post a Comment