ASAL USUL DESA KALIKAJAR, Kaligondang, Purbalingga

Peta Desa Kalikajar

Kalikajar adalah desa di kecamatan Kaligondang, Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia.

Luas Wilayah : 173,465 Ha
Dusun : 4 Dusun
RW : 8 RW
RT : 26 RT

Batas Wilayah :
Sebelah Barat : Desa Galuh
Sebelah Timur : Desa Kembaran Wetan
Sebelah Selatan : Desa Penaruban
Sebelah Utara : Desa Slinga

Garis Bujur : 109,38
Garis Lintang : – 7,36
Curah Hujan : Rata-rata 2.800 mm/thn
Suhu : Rata-rata 24 C

Visi :
Desa Kalikajar dengan Semangat Kegotongroyongan menuju Desa Berketahanan Pangan, Pendapatan Masyarakat yang Memadai, Sejahtera dan Berakhlak Mulia

Misi :
  • Meningkatkan Iman dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  • Meningkatkan Etos Kerja dan Produktivitas Masyarakat
  • Mengentaskan Kemiskinan Masyarakat melalui Peningkatan Pendapatan Masyarakat
  • Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan dan Swadaya Pembangunan sebagai Perwujudan Pemerintahan yang Demokratis
  • Meningkatkan Pelayanan Prima bagi Masyarakat
  • Menciptakan Desa yang Kondusif dan Aman bagi Terwujudnya Ketentraman Masyarakat.


Desa Kalikajar adalah salah satu desa yang cukup luas yang berada di Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga. Jarak Desa Kalikajar dari pusat kota Purbalingga kurang lebih sejauh 2,5 km dan dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih selama 15 menit. 

Asal Usul Desa Kalikajar

Yang awal mulanya berasal dari kata Kalikajar yang diambil dari sebuah kisah yang turun temurun diceritakan oleh para sesepuh atau orang-orang terdahulu yang berada di Desa Kalikajar.

Diceritakan pada zaman dahulu hidup seorang laki-laki yang sudah mulai berumur, beliau berasal dari Desa Purwareja (sekarang menjadi nama salah satu dusun yang ada di Desa Kalikajar) yang bernama Ki Ageng Mertandaka, mulanya Purwareja sendiri adalah kawasan hutan yang dihuni oleh Ki Ageng Mertandaka beserta rombongannya. 

Ki Ageng Mertandaka dikenal sebagai seorang lelaki yang gagah dan berani yang walaupun sudah mulai berumur, Ki Ageng Mertandaka juga dikenal sebagai seorang yang gemar mengembara. 

Ki Ageng Mertandaka seperti biasanya mengembara bersama dengan rombongannya dan Ki Ageng Mertandaka telah dianggap oleh rombonganya sebagai seorang pemimpin dalam rombongan tersebut. Ki Ageng Mertandaka bersama rombongannya mengembara tanpa tujuan setiap hari. Mereka mengembara hanya untuk mencari makan bersama. 

Hingga tiba pada suatu saat Ki Ageng Mertandaka tertidur lelap dan Ki Ageng Mertandaka bermimpi, beliau didatangi oleh seseorang yang tidak dikenailnya. Seseorang tersebut memberikan wangsit atau suatu hal kepada Ki Ageng Mertandaka beserta rombonganya untuk mengembara menuju barat hutan. 

Dan sewaktu Ki Ageng Mertandaka terbangun dari tidurnya, Ki Ageng Mertandaka langsung memberitahukan wangsit atau hal tersebut kepada rombongannya. Dan pada saat itu juga Ki Ageng Mertandaka beserta rombongannya langsung pergi ke arah Barat hutan. 

Sekian lama waktu Ki Ageng Mertandaka dan rombongan berjalan, mereka merasa kelelahan. Berhari-hari mereka berjalan kearah Barat hutan dengan sesekali Ki Ageng Mertandaka beserta rombongan beristirahat untuk melepas rasa lelahnya. 

Hingga suatu hari menjelang malam Ki Ageng Mertandaka dan rombongan beristirahat dan rombongan membuka lahan hutan tersebut untuk mereka beristirahat. Ki Ageng Mertandaka dan rombongan merasa nyaman di tempat tersebut dan Ki Ageng Mertandaka tertidur, dalam lelapnya Ki Ageng Mertandaka bermimpi dan diberi petunjuk oleh seseorang yang beliau tidak ketahui namanya, yang Ki Ageng Mertandaka ketahui hanya beliaulah yang memberi wangsit untuk pergi kearah Barat desa pada waktu itu. 

Orang yang berada didalam mimpi Ki Ageng Mertandaka berpesan untuk merawat daerah tersebut dengan sepenuh hati dan mengolah lahan didaerah tersebut dengan sebaik-baiknya dan daerah tersebut dibuka untuk dijadikan pemukiman. 

Setelah Ki Ageng Mertandaka terbangun dari tidurnya, beliau langsung menceritakan mimpinya kepada rombonganya, dan seketika itu rombongan Ki Ageng Mertandaka bergegas untuk membersihkan daerah tersubut. 

Setelah lama mereka bekerja merekapun beristrahat. Rombongan Ki Ageng Mertandaka mempunyai kebiasaan apabila beristirahat mereka duduk dengan berjajar-jajar. Melihat kebiasaan tersebut Ki Ageng Mertandaka menamai daerah tersebut dengan nama KALIKAJAR dengan maksud kalih yang berarti dengan atau bersama dan jajar yang berarti duduk berjajar-jajar. 

Dan sekarang nama MERTANDAKA dijadikan sebagai nama lapangan sepak bola yang baru diresmikan pada bulan Agustus 2016 tepatnya di Desa Kalikajar. 
Hanya Manusia Biasa yang ingin berbagi ilmu. Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

Post a Comment