Sejarah Lengkap Kerajaan Kasepuhan Cirebon

Dalam mendirikan kerajaan Islam, peranan Wali Songo sangat besar. Misalnya Sunan Gunung Djati mendirikan kerajaan Islam Cirebon dan Banten. Kerajaan Islam Cirebon berdiri pada awal abad ke 16 M dan juga sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa Barat. Kerajaan Cirebon ini didirikan oleh Sunan Gunung Djati atau Raden Syarif Hidayatullah. Sunan Gunung Djati diperkirakan lahir pada tahun 1448 M dan wafat pada tahun 1568 M dalam usia 120 tahun.
Dalam mendirikan kerajaan Islam, peranan Wali Songo sangat besar. Misalnya Sunan Gunung Djati mendirikan kerajaan Islam Cirebon dan Banten. Kerajaan Islam Cirebon berdiri pada awal abad ke 16 M dan juga sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa Barat. 

Kerajaan Cirebon ini didirikan oleh Sunan Gunung Djati atau Raden Syarif Hidayatullah. Sunan Gunung Djati diperkirakan lahir pada tahun 1448 M dan wafat pada tahun 1568 M dalam usia 120 tahun.

Sejarah Lengkap Kerajaan Kasepuhan Cirebon

Pada awal abad ke 16 M Cirebon masih berada di wilayah kekuasaan Pakuan Padjajaran, raja Padjajaran hanya menugaskan satu juru labuhan di sana (Cirebon) yakni Pangeran Walangsungang. 

Pangeran Walangsungsang masih mempunyai hubungan darah dengan Raja Padjajaran yang mana di bawah pengaruh Pangeran Walangsungsang yang saat itu sudah memeluk agama Islam berhasil memajukan Cirebon.

Namun, Cirebon berganti status menjadi kerajaan adalah karen Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati yakni keponakan dari Pangeran Walangsungsang. Sunan Gunung Djati sebagai keponakan Pangeran Walangsungsang juga masih memiliki hubungan darah dengan raja Padjajaran yakni Prabu Siliwangi. 

Prabu Siliwangi menikah dengan Nyai Subang Larang pada tahun 1422 M dan lahirlah 3 putra yang masing-masing bernama Raden Walangsungsang, Nyai Lara Santang dan Raja Sengara. 

Sunan Gunung Djati adalah putra Nyai Lara Santang dari perkawinan dengan Maulana Sultan Mahmud alias Syarif Abdullah dari Bani Hasyim, ketika Nyai menunaikan ibadah haji.

Sunan gunung Djati sangat dihormati raja-raja di Jawa seperti Demak dan Pajang karena salah satu dari Wali Songo. Sunan Gunung Djati berhasil menjadikan Cirebon sebagai kerajaan Islam dan juga berusaha meruntuhkan Padjajaran karena belum memeluk Islam.

Sunan Gunung Djati mengembangkan Islam ke daerah-daerah lain seperti Majalengka hingga Banten. Sekembalinya ke Cirebon, Banten di serahkan kepada anaknya yang bernama Sultan Hasanudin yang mana sultan inilah yang nantinya menurunkan raja-raja Banten yang lain hingga akhirnya kerajaan Padjajaran runtuh oleh raja Banten. 

Sunan Gunung Djati wafat pada tahun 1568 M yang kemudian kemudian estafet kepemimpinannya digantikan oleh cicitnya yang bernama Pangeran Ratu atau Penmbahan Ratu. Panembahan Ratu wafat pada 1650 M dan digantikan oleh anaknya yang bernama Panembahan Gerilya.

Kejayaan Kerajaan Cirebon berakhir pada masa Panembahan Gerilya yang sepeninggalnya Kerajaan Cirebon dibagi kepada kedua putranya yakni Panembahan Sepuh atau Martawijaya yang akan memimpin Kesultanan Kasepuhan dan Panembahan Anom atau Kartawijaya yang akan memimpin Kesultanan Kanoman.

SILSILAH RAJA KERAJAAN CIREBON

Pangeran Cakrabuana (1430 – 1479) merupakan keturunan dari kerajaan Pajajaran. Ia adalah putera pertama dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dan istri pertamanya yang bernama Subanglarang (puteri Ki Gedeng Tapa). Raden Walangsungsang(pangeran Cakra Buana) meiliki dua orang saudara kandung, yaitu Nyai Rara Santang dan Raden Kian Santang.

Sebagai anak laki-laki tertua, seharusnya ia berhak atas tahta kerajaan Pajajaran. Namun karena ia memeluk agama Islam yang diturunkan oleh ibunya, posisi sebagai putra mahkota akhirnya digantikan oleh adiknya, Prabu Surawisesa (anak laki-laki dari prabu Siliwangi dan Istri keduanya yang bernama Nyai Cantring Manikmayang).

Ini dikarenakan pada saat itu (abad 16) ajaran agama mayoritas di Kerajaan Pajajaran adalah Sunda Wiwitan (agama leluhur orang Sunda) Hindu dan Budha.

Pangeran Walangsungsang akhirnya membuat sebuah pedukuhan di daerah Kebon Pesisir, mendirikan Kuta Kosod (susunan tembok bata merah tanpa spasi) membuat Dalem Agung Pakungwati serta membentuk pemerintahan di Cirebon pada tahun 1430 M.

Dengan demikian, Pangeran Walangsungsang dianggap sebagai pendiri pertama Kesultanan Cirebon.Pangeran Walangsungsang, yang telah selesai menunaikan ibadah haji kemudian disebut Haji Abdullah Iman. Ia lalu tampil sebagai “raja” Cirebon pertama yang memerintah kerajaan dari keraton Pakungwati dan aktif menyebarkan agama Islam kepada penduduk Cirebon.

SEJARAH TIMBULNYA KEEMPAT KERATON

Sejarah Cirebon dimulai dari kampung Kebon Pesisir, pada tahun 1445 dipimpin oleh Ki Danusela. Perkampungan itu mengalami perkembangan, selanjutnya muncul perkampungan baru yaitu Caruban Larang dengan pemimpinnya bernama H. Abdullah Iman atau Pangeran Cakrabuwana.

Caruban Larang terus berkembang dan pada tahun 1479 sudah disebut sebagai Nagari Cerbon yang dipimpin oleh Tumenggung Syarif Hidayatullah bergelar Susuhunan Jati. Susuhunan Jati meninggal pada tahun 1568 dan digantikan oleh Pangeran Emas yang bergelar Panembahan Ratu.

Pada tahun 1649 Pangeran Karim yang bergelar Panembahan Girilaya, menggantikan Panembahan Ratu. Panembahan Girilaya wafat pada tahun 1666, untuk sementara Pangeran Wangsakerta diangkat sebagai Susuhunan Cirebon dengan gelar Panembahan Toh Pati.

Tahun 1677 Cirebon terbagi, Pangeran Martawijaya dinobatkan sebagai Sultan Sepuh bergelar Sultan Raja Syamsuddin, Pangeran Kertawijaya sebagai Sultan Anom bergelar Sultan Muhammad Badriddin. 

Sultan Sepuh menempati Kraton Pakungwati dan Sultan Anom membangun kraton di bekas rumah Pangeran Cakrabuwana. Sedangkan Sultan Cerbon berkedudukan sebagai wakil Sultan Sepuh. Hingga sekarang ini di Cirebon dikenal terdapat tiga sultan yaitu Sultan Sepuh, Sultan Anom, dan Sultan Cirebon.

Keberadaan ketiga sultan juga ditandai dengan adanya keraton yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan. Di luar ketiga kesultanan tersebut terdapat satu keraton yang terlepas dari perhatian. Keraton tersebut adalah Keraton Gebang.

Menelusuri Cirebon dan kawasan pantai utara Jawa Barat memang akan banyak menjumpai tinggalan yang berkaitan dengan sejarah Cirebon dan Islamisasi Jawa Barat. 

Beberapa bangunan sudah banyak dikenal masyarakat seperti Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan, Taman Sunyaragi, serta kompleks makam Gunung Sembung dan Gunung Jati.



Demikian pembahasan kali ini semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan kalian, terimakasih sudah mampir dan jangan lupa share dan komentar ya...


sumber : https://www.cirebonkota.go.id/profil/sejarah/sejarah-keraton/
Hanya Manusia Biasa yang ingin berbagi ilmu. Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

1 comment

  1. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^