ASAL USUL BATU RATAPAN ANGIN : WANITA SELINGKUH DIKUTUK JADI BATU

Batu Pandang Ratapan Angin merupakan salah satu destinasi wisata di Dataran Tinggi Dieng (Dieng Plateau) di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

BATU RATAPAN ANGIN

Batu Pandang Ratapan Angin merupakan salah satu destinasi wisata di Dataran Tinggi Dieng (Dieng Plateau) di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Batu Ratapan ini merupakan bekas bebatuan dari aktivitas gunung berapi yang terjadi di Dieng Plateau. Bebatuan itu menumpuk hingga membentuk sebuah tebing.

Awalnya, area Batu Ratapan ini masih berupa perkebunan, namun seiring berjalannya waktu, pengelola setempat mengubahnya menjadi tempat menarik untuk memenuhi permintaan zaman. Di Batu Ratapan ini, pengunjung dapat menikmati pemandangan hamparan hijau pepohonan di tanah Dieng yang indah dari ketinggian 2100 meter di atas permukaan laut (Mdpl).

Lokasinya yang berada di kawasan Dieng membuat hawa di kawasan Batu Ratapan ini sangat sejuk. Selain itu, pemandangan dari ketinggian di Batu Ratapan ini sangat Instagramable sehingga banyak yang pengunjung milenial yang asyik berswafoto. Pemandangan danau Telaga Warna juga bisa dilihat dari Batu Ratapan ini yang akan melengkapi rasa kagum para pengunjung.

Tidak cukup sampai di situ, kilauan telaga pengilon semakin melengkapi keindahan yang tersaji. Semua keindahan tersebut semakin eksotis tatkala dilihat dari Batu Ratapan. Terkait pemberian nama ‘Ratapan’ pada batu ini ternyata ada alasannya. Karena kondisi angin di kawasan Batu Ratapan ini sangat kencang, sehingga membuat batu ini seperti mengeluarkan suara ratapan atau tangisan seseorang.

Menurut legenda yang berkembang, Batu Ratapan ini awalnya adalah seorang wanita dengan selingkuhannya yang dikutuk menjadi batu karena ketidaksetiaan mereka. Bermula dari pasangan kekasih antara seorang pangeran dan putri kerajaan.

Kestiaan sang putri tiba-tiba diuji saat kedatangan sosok pria yang tampan. Singkatnya, sang putri tergoda pada ketampanan sang pria tersebut hingga akhirnya melakukan hubungan gelap.

Singkatnya, sang pangeran memcium kecurigaan kepada sang putri hingga akhirnya sang pangeran mengetahui perselingkuhan sang putri dengan sosok pria tampan tersebut. Kemudian terjadilan pertengkaran antara ketiganya dan berakhir pada kutukan sang pangeran kepada putri kerajaan serta pria selingkuhannya itu menjadi batu.

Suara ‘Ratapan’ yang terdengar itu dipercaya sebagai suara sang putri dan sosok pria tampan selingkuhannya yang meminta pengampunan. Karena suara tangisan ini sangat kuat, maka penamaan ‘Ratapan’ akhirnya disematkan.

Batu Ratapan ini berlokasi di Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar. Lokasi ini berjarak sekitar 27 km dari pusat kota Wonosobo dan bisa ditempuh kurang lebih sekitar satu jam. Untuk menuju puncak Batu Ratapan ini memerlukan usaha yang keras karena harus menaiki banyak tangga.

Selain itu, udara yang dingin mewajibkan pengunjung harus menggunakan baju tebal suapa tidak kedinginan. Saat sudah berada di puncak, rasa lelah itu akan terbayarkan dengan suguhan pemandangan tanah Dieng yang indah.

Untuk menikmati pemandangan seindah ini, tiket masuknya tergolong murah. Hanya dengan Rp. 10.000 per orang, pengunjung sudah bisa masuk ke wisata ini.



Sumber : Asale Batu Ratapan Angin: Wanita Selingkuh Dikutuk Jadi Batu (solopos.com)

Hanya Manusia Biasa yang ingin berbagi ilmu. Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

Post a Comment