Mengenal Kerajaan Darmasraya dan Peninggalannya

Dharmasraya diyakini merupakan lanjutan dari Kerajaan Malayu yang semula berpusat di muara Jambi dan eksis sezaman dengan Kerajaan Sriwijaya di Palembang. Setelah Sriwijaya hancur, pusat kerajaan kemudian dipindahkan ke Dharmasraya melalui Sungai Batanghari. Dharmasraya eksis sekitar 1286 hingga 1347 Masehi.
Dharmasraya diyakini merupakan lanjutan dari Kerajaan Malayu yang semula berpusat di muara Jambi dan eksis sezaman dengan Kerajaan Sriwijaya di Palembang. 

Setelah Sriwijaya hancur, pusat kerajaan kemudian dipindahkan ke Dharmasraya melalui Sungai Batanghari. Dharmasraya eksis sekitar 1286 hingga 1347 Masehi.

Meski begitu, ibukota Kerajaan Malayu ini juga pernah dipindahkan dari Dharmasraya ke Suruaso di Tanahdatar oleh Raja Akarendrawarman yang diperkirakan paman Adityawarman pada 1310. 

Letak Kerajaan Darmasraya

Dharmasraya berubah status menjadi semacam provinsi. Pemindahan diduga terkait pencarian sumber emas yang lebih banyak dan alasan keamanan.

Nama kerajaan kuno itu kini bertahan sebagai nama kabupaten di Sumatra Barat. Di tepi Sungai Batanghari yang mengalirinya terdapat kompleks bangunan bata yang menjadi bukti keberadaannya. 

Bangunan yang tersisa bagian pondasinya itu dikenal sebagai situs percandian Padangroco. Di sana pula ditemukan alas arca paduka Amoghapasa, salah satu perwujudan Lokeswara.

Arca itu hadiah dari Sri Maharajadhiraja Krtanagara Wikrama Dharmmottunggadewa di Kerajaan Singhasari kepada Sri Maharaja Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmmadewa hampir delapan abad yang lalu.

Di era pemerintahan Raja Adityawarman, raja yang terkenal meninggalkan banyak prasasti di Pagaruyung ini diduga sudah berkedudukan di Saruaso. Adityawarman diduga sebagai raja terakhir ketika agama Hindu-Buddha perlahan namun pasti terkena Islamisasi di Pulau Sumatera yang dimulai abad ke-12 hingga abad ke-15.

Peninggalan Kerajaan Dharmasraya

Peninggalan Kerajaan Dharmasraya

Di Sumatra terdapat banyak kerajaan Islam yang punya peranan dan sejarah penting. Pada masa kejayaannya, kerajaan-kerajaan tersebut memiliki wilayah kekuasaan yang cukup besar dan luas. Pengaruhnya juga cukup besar.

Salah satunya Kerajaan Dharmasraya yang berada di Provinsi Sumatra Barat. Dulu, wilayah kekuasaan kerajaan ini merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya sebelumnya, yaitu dari Semenanjung Malaya hingga Sumatra.

Kini, Dharmasraya menjadi kabupaten baru hasil pemekaran Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung. Namun, bekas-bekas kejayaan kerajaan Islam Dharmasraya masih bisa disaksikan hingga saat ini. Sayang, ada beberapa yang kurang mendapat perawatan dan perhatian sebagaimana mestinya.n

Rumah Gadang Siguntur

Bangunan kerajaan ini dibangun pada abad ke-17. Luas bangunannya sekitar 118,4 meter persegi. Letaknya berada di Jorong Siguntur, Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya.

Rumah gadang ini awalnya difungsikan sebagai tempat musyawarah adat. Hingga kini, fungsi tersebut masih dijalankan. Sebagaimana bangunan khas Minangkabau, rumah gadang ini atapnya berbentuk bergonjong yang terbuat dari seng. Sedangkan, dinding dan lantainya dari kayu, begitu juga jendela dan pintu.

Masjid Tua Siguntur

Masjid ini usianya sudah lebih dari 100 tahun. Lokasinya berada persis di sebelah makam raja Siguntur. Atapnya terbuat dari seng yang berbentuk tumpang tiga.

Masjid Siguntur berdiri di atas tanah berukuran 21,7 x 19 meter. Masjid dikelilingi pagar beton di bagian depan dan pagar kawat duri di bagian samping dan belakang. Ruang utama masjid berukuran 15 x 10 meter dan berdinding batu kali setebal 40 cm.

Ada delapan jendela kayu yang terdapat di dalam masjid. Sedangkan, tiang utamanya berjumlah lima buah yang terbuat dari kayu ulin. Juga ada tiang pendukung berjumlah 12 buah.

Situs Makam Raja Siguntur

Ini merupakan kompleks pemakaman raja Siguntur dan keturunannya. Namun, makam ini berbeda dengan pemakaman raja pada umumnya yang mewah. Makam raja Siguntur sangat sederhana karena hanya ditandai dengan nisan dan jirat dari bata dan batu.

Ada cukup banyak tokoh yang dimakamkan di sini. Namun, yang bisa dikenali hanya enam. Yaitu, makam Sri Maharaja Diraja Ibnu bergelar Sultan Muhammad Syah bin Sora, Sultan Abdul Jalil bin Sultan Muhammad Syah Tuangku Bagindo Ratu II, dan Sultan Abdul Kadire Tuangku Bagindo Ratu III.

Selain itu, Sultan Amirudin Tuangku Bagindo Ratu IV, Sultan Ali A Tuangku Bagindo V, dan Sultan Abu Bakar Tuangku Bagindo Ratu VI.


Demikian pembahasan kali ini semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan, jangan lupa share dan komentar dibawah ya...
Hanya Manusia Biasa yang ingin berbagi ilmu. Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

1 comment

  1. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^