ASAL USUL DESA PALUMUTAN, Kemangkon, Purbalingga

sd n 2 palumutan

Desa Pelumutan adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Desa yang memiliki luas 30 km ini dihuni oleh 1753 jiwa. 

Desa Pelumutan terdiri dari beberapa dusun yaitu, dusun Cathutan, dusun Munthang, dusun Cungis, dusun Ndukuh, dusun Kedunglubu, dan dusun Kedungketur. Desa Pelumutan berbatasan dengan Desa Senon (sebelah Utara), Desa Majatengah (sebelah Timur), Desa Karangsalam (sebelah Selatan), Desa Bokol (sebelah Barat). 

Desa Pelumutan sendiri merupakan salah satu desa yang letaknya paling Selatan dari Kabupaten Purbalingga. Pasalnya sebelah selatan desa ini sudah masuk ke Kabupaten Banjarnegra yaitu berbatasan dengan Desa Karangsalam. 

Antara Desa Pelumutan dan Desa Karangsalan hanya di pisahkan oleh sebuah sungai, yaitu Sungai Serayu. Sungai Serayu sendiri biasa dimanfaatkan oleh warga Desa Pelumutan untuk tempat menambang pasir. Selain itu Sungai Surayu juga dimanfaatkan warga untuk diambil ikannya dan tempat MCK (mandi cuci kakus) saat musim kemarau melanda. 

Selain sebagai penambang pasir, warga Desa Pelumutan juga banyak yang berprofesi sebagai petani dan pembuat gula jawa. Lahan pertanian di Desa Pelumutan cukup luas, maka tak heran jika penghasilan dari sektor pertanian merupakan yang tertinggi di Desa Pelumutan. 

Desa Pelumutan juga terkenal sebagai desa penghasil gula jawa terbesar di Kabupaten Purbalingga. Bahkan gula jawa dari Desa Pelumutan juga di pasok ke daerah-daerah lain di sekitar Kabupaten Purbalingga. 

Bisa dibilang kalau Desa Pelumutan merupakan pusatnya produksi gula jawa di Purbalingga. Tingginya tingkat produksi gula jawa di Desa Pelumutan di dukung dengan masih banyaknya pohon kelapa disana.

Pada tahun 2003 nama desa Pelumutan mungkin sering kita dengar dari berbagai televisi atau berita nasional. Hal ini teladi karena ada kejadian yang sangat menggemparkan seluruh rakyat Indoneia bahkan dunia. 

Seorang kanibal dari desa inilah yang membuat semua orang tercengang mendengar apa yang telah dia lakukan. Sumanto adalah nama kanibal tersebut. Dia adalah salah satu warga Desa Pelumutan tepatnya dari dusun Kedungketur. 

Menurut pengakuannya Sumanto telah memakan daging jasad seorang nenek bernama nenek Rinah yang baru di kubur beberapa jam. Dia beralasan melakukan hal gila ini adalah karena ingin mempunyai ilmu kekebalan. 

Pada saat polisi memeriksa rumah Sumanto, polisi menemukan banyak potongan daging dan tulang-tulang yang diduga bagian tubuh dari nenek Rinah. Karena kekejamannya inilah Sumanto akhirnya di asingkan oleh masyarakat Desa Pelumutan. 

Saat ini Sumanto berada di salah satu pesantren di Jawa Tengah, dia bahkan sekarang bekerja sebagai pembicara dalam berbagai kegiatan agama. Namun sayang, perubahan Sumanto saat ini tidak membuat warga Desa Pelumutan berubah pikiran untuk menerimanya lagi di desa tersebut. 

Setelah mengetahui berbagai hal tentang Desa Pelumutan tak lengkap rasanya bila kita tak mengetahui asal usul nama desa yang unik ini. Menurut pendapat saya kata penyusun utama nama Desa Pelumutan adalah Lumutan. Lumutan dalam anti bahasa Indonesia adalah benda atau barang yang tertutupi oleh sejenis tanaman lumut. Melihat kondisi wilayah di Desa Pelumutan, memang banyak tanaman lumut tumbuh disana. 

Lumut di Desa Pelumutan banyak yang tumbuh di sekitar perumahan warga dan yang paling banyak ada di pinggiran-pinggiran Sungai Serayu. Namun sekarang tanaman lumut tersebut sudah banyak yang di bersihkan oleh warga karena di anggap membahayakan.
Hanya Manusia Biasa yang ingin berbagi ilmu. Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

Post a Comment