ASAL USUL DESA KUTAWIS, Bukateja, Purbalingga

SD Negeri 2 Kutawis

Tentang desa kutawis, kutawis adalah sebuah desa yang ada di kecamatan Bukateja, kabupaten Purbalingga, provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini dipimpin oleh seorang lurah dan wakil lurah, dan lurah tersebut dipilih melalui pemilihan langsung oleh warga kutawis yang mempunyai hak pilihnya, biasanya calon-calon lurah di desa ini melakukan kampanye-kampanye guna mendapatkan suara dari masyarakat. desa ini memiliki 5 Dusun yaitu:
1. Dusun Kejawar
2. Dusun Bringkung
3. Dusun Karang Pucung
4. Dusun Munjul
5. Dusun Limbangan

Budaya di desa ini masih dijaga seperti gotong royong antar warga, itu terbukti apabila ada seseorang yang mau membikin rumah atau tempat ibadah warga disekitar ikut serta dalam proses pembangunan itu, selain itu apabila ada perbaikan sarana umum atau jalan mereka juga saling prengertian untuk membantu pemerintah dalam membangun sarana prasarana tersebut. membuat desa ini menjadai desa yang ramah bagi para warga pendatang ataupun hanya sekedar melewati desa ini.

Desa ini juga memiliki sarana dan prasarana yang memadai seperti adanya pasar yang sering dinamai pasar kutawis, selain itu disini juga memiliki banyak RA, yaitu SDN 1 Kutawis, SDN 2 Kutawis, SDN 3 Kutawis, MI MA'ARIF NU KUTAWIS, serta SMP 3 Bukateja, MTS MA'ARIF NU 09 KUTAWIS. Selain itu desa ini juga memiliki keragaman makanan tradisional seperti getuk goreng, getuk lindri, dan masih banyak lagi.

ASAL USUL DESA KUTAWIS

Sejarah berdirinya desa Kutawis tidaklah lepas dari seorang pengelana dari Karanganyar, Solo yang bernama Mbah Naya Manggala. Beliau membuka lahan (mbabad) di hutan belantara dengan pembantu  pembantunya. Namun anehnya, para pembantu itu selalu menghilang. 

Hal tersebut dikarenakan keganasan dari sato kewan dan lelembut yang berada di daerah tersebut. Mbah Naya Manggala merasa tidak sanggup lagi untuk meneruskan babatan itu sendiri, beliau meminta  kepada Mbah Agung Kajoran di Karanganyar, Kebumen untuk memberikan bantuan. 

Mbah Agung menyerahkan anaknya yang dijuluki Mbah Gunung kepada Mbah Naya Manggala. Dengan bantuan Mbah Gunung babadan itu pun berhasil diselesaikan dengan aman dan dijadikan lahan pertanian. Setelah semuanya terselesaikan, Mbah Naya Manggala mengantar pulang Mbah Gunung ke rumahnya. Setibanya disana, Mbah Naya Manggala bercerita kepada Mbah Agung jikalau babadannya telah selesai, namun makhkotanya Mbah Gunung tertinggal disana. 

Mbah Agung tidak keberatan dengan hal itu, beliau menyarankan untuk menamai babadan itu dengan nama KUTAWIS. Kuta artinya makhkuta/makhkota dan Wis artinya sudah, sehingga Kutawis diartikan Makhkuta keri yo wis (makhkota tertinggal ya sudah tidak apa- apa). Sejak itulah babadan tersebut disebut Kutawis. 

Mbah Agung juga meminta Mbah Naya Manggala untuk menjodohkan putinya dengan Mbah Gunung. Setelah menikah, Mbah Gunung dinamai  Kerti Laksana. Kerti artinya Gawe (membuat) dan Laksana artinya kasembadan ( tercapai). 

Nama itu diambil karena beliau berhasil membuka lahan( mbabad). Mbah Gunung menikah 2 kali, yang pertama dengan putrinya Mbah Naya Manggala dan yang kedua dengan orang Karangnangka. Beliau menempati Kutawis sampai akhir hayatnya.
Hanya Manusia Biasa yang ingin berbagi ilmu. Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

1 comment

  1. Bisa di perjelas sumbernya dari mana mas kisah ini? Narasumbernya siapa yang di wawancarai?